Kamis, 04 Februari 2010

Perbedaan oli sintetis dan semi sintetis

Perbedaan oli sintetis (bahan buatan) dan semi sintetis dapat dilihat dari segi bahan dasarnya, oli sintetis terbuat dari bahan yang diolah secara kimiawi (rekayasa kimia) dan bukan hasil dari penyulingan minyak bumi. bahan kimia yang biasa digunakan adalah Poly Ester (ester asam berbasa dua); Phosphate Ester (ester organo fosfat); Polyglycol (glicol-polialkilena);
dan PAO (Poly Alpha Olefin).PAO diproses dari gas alam atau oli mineral.

1.Gas alam => di distilasi (menghasilakan gas cair)
2.Oli mineral => distilasi (menghasilkan gas oil & Napthane)
kemudian hasil proses destilasi tsb diproses lagi pada
3.Ethylene Cracking Plant, kemudian diproses lagi pada
4.Lincar Alpha Olefins Plant; kemudian diproses lagi pada
5.Polyalphaolefins Polymerization Plant
sehingga menghasilkan PAO Base Stock (Bahan dasar oli).

Dengan bahan sintetis ini dan ditambah dengan additive (bahan tambahan oli), membuat daya lumasnya lebih baik dan menjaga komponen mesin dari keausan. oli inipun mampu bekerja optimal pada suhu kerja tinggi dan juga tidak menimbulkan banyak kerak (kerak di mesin bisa disebabkan oli yg dipakai masih mengandung kadar air tinggi). Oli full synthetic terbuat dari 100% bahan additive, sehingga cocok untuk dipakai balap yang mesinnya dipacu terus menerus pada RPM tinggi. misal: produk motor up (additive oli)

Sedangkan oli semi sintetis, bahan dasarnya adalah paduan dari oli mineral (minyak bumi) dan oli sintetis dengan prosentase tertentu untuk meningkatkan kemampuan dari oli mineralnya (jadi agar kemampuanya meningkat oli mineral dicampur dengan sintetis).

Additive oli antara lain:
1. Surface Protector: Anti Wear, corrosion & Rust Inhibitors, Deterjent & Dispersan, friction modifier (anti selip kopling utk spd motor)
2. Lubricant Protector: anti oxidants, metal de-activator.
3. Oil performance modifier: Pour point depresants, seal swell agents, viscosity index improvers, anti foam.

Kelebihan sintetis: untuk performa tinggi (balap), awet (masa ganti oli diatas 10.000km), tidak menimbulkan banyak kerak di mesin, tahan temperatur tinggi (berdasarkan pengalaman saya, mesin mengalami over heat samapai temperatur menunjukkan 160 derajat tp tdk macet, kalo bukan krn olinya yg bagus belum mencapai temperatur segitu dah macet), suara mesin lebih halus, mesin jadi awet (tidak cepet over houl).

Perhatian: tidak semua oli berlabel synthetic = sintetis, ada juga oli mineral yg kemampuanya setara dengan synthetic (yg sudah diproses melalui hydrocracking, sehingga base oilnya sudah setara base oil grup IV (semua oli sintetis masuk kategori grup IV). Contohnya: beberapa produk dari: chevron, exel paralubes/gabungan penzoil-quaker state & conoco, petroCanada, exxon-Mobil & motiva/gabungan shell & aramco).

kekurangan sintetis: harga lebih mahal (relatif, bagi yg banyak uang & yg mengerti oli ya gk masalah) dari oli mineral, Sesuai dengan kinerjanya yang tinggi, namun jika ada oli sintetis tp murah (> Rp. 50.000,-) ya ,,,= ??? (belum tentu),
Oli jenis ini tidak cocok untuk mesin2 berteknologi lama (> th 1990an), tidak cocok untuk sepeda motor (kecuali motor matic: mio, spin, vario) yang mengunakan kopling tipe basah (kampas & plat kopling terendam oli) karena dapat mengakibatkan selip (kebanyakan oli sintetis di desain unutk mobil, jadi tanpa ada friction modifier additive).

Kelebihan semisintetis: Harga lebih murah dari sintetis & kualitas lebih baik dari mineral, bisa untuk sepeda motor (karena bahannya
tidak murni sintetis), bisa dipakai untuk teknologi mesin kuno.

Kekurangan: kemampuanya ya tidak seperti oli sintetis gitu lah,,, (masa pake lbih pendek ia, untuk balap (kendaraan berteknologi balap: ferrari misalnya) masih kurang mumpuni).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar